Friday 21 November 2014

MIMPI




 Kita dilahirkan ke dunia ibarat angka Nol, angka nol adalah symbol ketiadaan. Kehampaan  dan tanpa isi (vacuum). Waktu terus berlalu kita pun tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak, remaja, dewasa. Seiring dengan waktu dilalui sedikit demi sedikit Nol yang kita miliki mulai terisi dalam bentuk apa yang terjadi dalam realitas kehidupan yang ada di sekitar kita. Banyak hal yang yang mengajarkan kita seperti apa yang kita lihat, dengar dan rasakan dalam realita tersebut. Dengan hal ini kita mulai memahamai tentang arti kehidupan walalupun tidak secara universal kita pahami. Akal budi dan jiwa kita pun mulai merangsang mengajukan pertanyaan  serta pandangan tersendiri tentang apa makna kehidupan bagi kita?. Memandang langit beserta isinya dalam kesendirian adalah salah satu dari sekian banyak hal yang kita lakukan untuk menemukan jawaban dari apa yang kita tanyakan tentang hidup. Dalam kesendirian, kita memikirkan tentang apa yang kita inginkan, harapkan dan rencanakan untuk hari esok yang dapat disimpulkan sebagai MIMPI.


Apa itu mimpi? 

Sebagai manusia kita adalah makhluk yang tak pernah berhenti bermimpi dalam setiap tindak tanduk kehidupan sehari-hari. Secara harafiah mimpi/impian adalah sesuatu yang menyenangkan terjadi akan hari esok dalam bentuk keinginan yang tertanam dalam hati maupun pikiran kita di hari ini. Menginginkan sebuah perubahan dalam hidup adalah impian setiap orang, meraih mimpi bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, tentu segala cara  menggapainya  melaui pengorbanan : waktu, tenaga, pikiran serta materi sebagai sarana penunjang dalam merajut segala asa.  Dalam perjalanannya pun tidaklah semulus kain sutera, tetapi melewati berbagai rentetan persolalan, rintangan serta hambatan yang menghampiri. Impak dari segala rentetan tersebut menyadarkan kita akan kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia, agar mencapai klimaks  kesempurnaan dalam perjalanan tersebut kita tentunya membutuhkan orang lain sebagai mediator sebagai wadah curahan bertanya dan meggali sebagai referensi serta sang Kuasa sebagai Eksekutor sebagai wadah kita berkeluh kesah dan memohon dalam memuluskan jalan.

Faktor yang mempengaruhi

Faktor yang Mempengaruhi dalam pencapaian adalah kita sendiri. Kita sebagai pemimpi adalah faktor utama dalam hal ini, sejauh manakah kita menginginkan hal-hal yang kita inginkan? seberapa besarkah motivasi kita? serta mengapa kita menginginkan akan hal itu? Sebagai jawaban dari sekian pertanyaan yang ada, menurut hemat saya hanya satu hal yang menggambarkan itu semua yaitu paradigma anda. Apakah anda lebih berfokus kepada kemungkinan ataukah suatu tantangan. Ketika jiwa kita terbiasa dengan tantangan, akan terbiasa pula kita patahkan kemungkinan. Timbulnya kemungkinan oleh karena adanya hal negative menaungi pikiran. Tantangan adalah cerminan dari mimpi-mimpi kita yang selalu ada dalam sendi-sendi kehidupan. Pikiran positif tidak menjamin akan suatu pencapaian. Tetapi, dengan pikiran positif, peluang anda menggapainya jauh lebih besar. Marilah terus bermimpi dan jangan pernah takut sebelum melangkah. Dimana ada kemauan disana ada jalan.