Kita
dilahirkan ke dunia ibarat angka Nol, angka nol adalah symbol ketiadaan.
Kehampaan dan tanpa isi (vacuum). Waktu terus berlalu kita pun tumbuh
dan berkembang menjadi anak-anak, remaja, dewasa. Seiring dengan waktu dilalui
sedikit demi sedikit Nol yang kita miliki mulai terisi dalam bentuk apa yang
terjadi dalam realitas kehidupan yang ada di sekitar kita. Banyak hal yang yang
mengajarkan kita seperti apa yang kita lihat, dengar dan rasakan dalam realita
tersebut. Dengan hal ini kita mulai memahamai tentang arti kehidupan walalupun
tidak secara universal kita pahami. Akal budi dan jiwa kita pun mulai
merangsang mengajukan pertanyaan serta
pandangan tersendiri tentang apa makna kehidupan bagi kita?. Memandang langit
beserta isinya dalam kesendirian adalah salah satu dari sekian banyak hal yang
kita lakukan untuk menemukan jawaban dari apa yang kita tanyakan tentang hidup.
Dalam kesendirian, kita memikirkan tentang apa yang kita inginkan, harapkan dan
rencanakan untuk hari esok yang dapat disimpulkan sebagai MIMPI.
Apa
itu mimpi?
Sebagai
manusia kita adalah makhluk yang tak pernah berhenti bermimpi dalam setiap
tindak tanduk kehidupan sehari-hari. Secara
harafiah mimpi/impian adalah sesuatu yang menyenangkan terjadi akan hari esok
dalam bentuk keinginan yang tertanam dalam hati maupun pikiran kita di hari ini.
Menginginkan sebuah perubahan dalam hidup adalah impian setiap orang, meraih
mimpi bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, tentu segala cara menggapainya melaui pengorbanan : waktu, tenaga, pikiran
serta materi sebagai sarana penunjang dalam merajut segala asa. Dalam perjalanannya pun tidaklah semulus kain
sutera, tetapi melewati berbagai rentetan persolalan, rintangan serta hambatan
yang menghampiri. Impak dari segala rentetan tersebut menyadarkan kita akan
kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia, agar mencapai klimaks kesempurnaan dalam perjalanan tersebut kita
tentunya membutuhkan orang lain sebagai mediator sebagai wadah curahan bertanya
dan meggali sebagai referensi serta sang Kuasa sebagai Eksekutor sebagai wadah
kita berkeluh kesah dan memohon dalam memuluskan jalan.
Faktor
yang mempengaruhi
Faktor
yang Mempengaruhi dalam pencapaian adalah kita sendiri. Kita sebagai pemimpi
adalah faktor utama dalam hal ini, sejauh manakah kita menginginkan hal-hal
yang kita inginkan? seberapa besarkah motivasi kita? serta mengapa kita
menginginkan akan hal itu? Sebagai jawaban dari sekian pertanyaan yang ada,
menurut hemat saya hanya satu hal yang menggambarkan itu semua yaitu paradigma
anda. Apakah anda lebih berfokus kepada kemungkinan ataukah suatu tantangan.
Ketika jiwa kita terbiasa dengan tantangan, akan terbiasa pula kita patahkan
kemungkinan. Timbulnya kemungkinan oleh karena adanya hal negative menaungi
pikiran. Tantangan adalah cerminan dari mimpi-mimpi kita yang selalu ada dalam
sendi-sendi kehidupan. Pikiran positif tidak menjamin akan suatu pencapaian.
Tetapi, dengan pikiran positif, peluang anda menggapainya jauh lebih besar.
Marilah terus bermimpi dan jangan pernah takut sebelum melangkah. Dimana ada
kemauan disana ada jalan.