‘Ada’ adalah suatu kondisi real
yang dapat dilihat, raba dan rasakan.
Segala
aspek kehidupan yang kita lalui sehari-hari entah di sadari atau tidak, hati dan pikiran
kita selalu dinaungi oleh berbagai
pertanyaan, baik yang berhubungan dengan
diri sendiri ataupun lingkungan sekitar
kita. Peristiwa hidup yang kita lalui yang membuatnya bertanya-tanya dan hanya
sebatas bertanya, mengapa demikian adanya?; karena kita hanya mampu bertanya tentang
hidup, untuk menjawab segala pertanyaan dalam hidup bukan diri kita melainkan
rahasia hidup. Walaupun yang memiliki
kehidupan adalah kita, yang kita miliki hanyalah jiwa dan raga, selebihnya
berkaitan dengan rahasia hidup bukan milik kita. Kerahasiaan yang kita miliki
hanyalah rahasia yang berasal dari apa yang kita miliki seutuhnya yaitu
jiwa-raga yang menjadi kenyataan dari pada kita sebagai manusia. Realitas yang terjadi dalam hidup yang kita
jumpai pula membentuk pola dalam kepribadian yang memungkinkan kita mampu
berpikir kritis dan realistis dalam menyikapi segala lini kehidupan. Berpikir
kritis berarti berpikir tidak begitu saja mengakui akan pemahaman dan
pedoman yang menghampiri, dimana
melewati berbagai pertimbangan untuk menjadikannya sebagai pedoman; sedangkan
berpikir realistis berarti berpikir tidak kontra akan situasi dan kondisi atau
dengan kata lain menerima segala sesuatu dengan lapang sebagai acuan akan
kesadaran, untuk dirinya sebgai manusia yang memiliki berbagai kelemahan dan
kekuarangan. Dalam perjalanannya
memungkinkan kita menyampaikan segala isi hati tersirat kepada elemen dunia air
yang kita minum, udara yang kita hirup, tanah tempat memijakan kaki, langit dan lainnya sebagainya sebagai satu
kesatuan elemen dunia; sembari bergumam mengutarakan isi hati dalam bentuk
pertanyaan apakah semuanya ini adalah sungguh ‘Ada’? ataukah saya seutuhnya ini yang layak untuk ditanyakan demikian?.
Sungguh suatu keajaiban segala ciptaan ini, memang benar ada-nya. Segala yang ada kita dapat nikamati, namun sebagian dari
segala yang ada, ada pula hal-hal yang tak dapat kita nikmati. Dimana kita menjalaninya jatuh-bangun, ada
yang jatuh dan bangun lagi, adapula yang jatuh dan tak bangun-bangun. Hal ini (jatuh-bangun) terjadi karena kita
selalu ingin mencari akan eksistensi hidup yang sesungguhnya, namun eksistensi
hidup sesungguhnya itu tidak ada atau hanya sebatas mitos, kalau memang bukan mitos mengapa kita mencari keberadaan hidup
itu? Mungkin kita hanya ingin mencari jati diri, dan memang kebanyakan dari
kita sebagai manusia mencari jati diri adalah focus dari pada tujuan hidup itu sendiri, mengemas berbagai
cara dalam pencarian. Hidup mengajarkan kita banyak hal,ada peristiwa
yang dapat diterima dan ada pula peristiwa yang tak mungkin terjadi yang mana
diluar kapasitas kita sebagai manusia
yang tak jarang kita tak dapat
menerimanya, sewaktu-waktu kita senantiasa menangis oleh karena peristiwa
terjadi diluar nalar namun itu
semua terjadi karena berawal dari ‘Ada’ yang
tak dapat dihindari.
Anda adalah diri Anda seutuhnya, yang
sewaktu-waktu meninggalkan Anda. Anda tak akan mampu menciptakan ADA dalam hidup Anda, karena
sesungguhnya ADA itu adalah RAHASIA, yang hanya dimiliki oleh Sang Pencipta
Anda